Total Tayangan Halaman

Selasa, 07 November 2017

biarkan aku yang menanggungnya



Biarkan Aku yang Menanggungnya
Penulis: Panji Anugerah
Bila memang ini berlanjut, dan terus berlanjut, aku akan tetap ada memelihara asa. Jangan pernah larang aku untuk berhenti karena ku yakin perjuangan itu tak pernah mengenal kata lelah. Jika memang keadilan diatas dunia ini terus mengalami pergeseran, jangan pernah larang aku untuk terus memberantasnya. Biarkan aku berjalan sendiri menikmati serpihan luka dan penghianatan yang terus menggeruguti setiap langkah. Aku dan Mimpiku akan terus berusaha seyakin-yakinnya untuk memenangkan sebuah peradaban. Ketika banyak yang mempertanyakan bahkan meragukan, aku hanya bisa menjawab dengan senyum sinis dan berkata aku bisa mewujudkan apa yang kalian minta. Jangan diragukan dan jangan pernah ragukan lagi.
Kali ini banyak orang yang dilema hingga kalangan yang berilmu bahkan Beragama sekalipun sudah tidak istiqamah di jalannya. Karena Ini berbicara hidup dan kehidupan, Jika ingin menikmati hidup dengan kehidupan yang tentram jangan pernah kesini karena ini zona ekstrim. Maaf sekali lagi ku ucapkan bagi orang-orang yang mencintaiku. dengan penuh sadar, ku ucapkan Ini adalah sebuah jalan pilihanku, jangan pernah ragu apalagi cemas, jangan!dan kumohon! aku akan baik-baik saja, ini adalah pilihanku dan ini adalah jalanku, maaf jika telah mengecewakan tapi yakinlah aku mengambil resiko ini, karena ku percaya, cahaya itu masih ada, harapan itu masih terjaga dan pelangi itu masih berwarna, tapi tempatnya bukan disini jauh disebrang sana, jauh dan jauh.
Sebenarnya jika berbicara melankolis, air mataku terus tertumpah ruah. Ini adalah pilihan yang sulit meningggalkan orang-orang yang sangat menyayangiku demi memperjuangkan nasib orang-orang yang belum tentu peduli akan keberadaanku. Tapi kini ku telah memilih dan harus berjalan, apapun yang terjadi aku siap menanggungnya sendiri dan seorang diri. Pada perkembangannya banyak orang yang mencela dengan kata-kata satir yang terus menghujam nalar. Sebuah pernyataan yang sangat masuk akal dan logistis.
Aku memang sangat keras kepala terlalu berambisi tinggi, sehingga kadang lupa mengukur bayang-bayang. Tapi kali ini ku berjalan bukan diatas egoku semata melainkan permintaan nurani. Nurani terkadang begitu jauh diluar logika, tak terpikirkan nalar dan tak mungkin terjadi jika berbicara akal sehat. Tapi ku merasa nurani diatas segalanya, ia mempunyai integritas tertentu hingga terkadang batasan dari sebuah kebebasan adalah nurani. Ia tak berpikir panjang, tidak teliti bahkan terkesan asal-asalan, dilain itu nurani akan terus menawarkan sebuah akhir yang indah yaitu Kedamaian.
Mimpi itu terus menjulur, yakinlah. Masa depan akan cerah, percayalah. Senyumlah karena itu yang kuharapkan. Kesuksesan itu bukan semata-mata terkait dengan berapa banyak harta yang dimiliki, melainkan kesuksesan yang hakiki itu adalah mampu memberikan jalan kepada orang banyak demi kebahagiannya dan ketentramannya. Kini jalan itu jauh disebrang sana, aku siap untuk menyebranginya walau tak mampu berenang sekalipun.  
Demi DZAT yang jiwaku berada di genggamannya, aku akan terus mengobarkan simpul asa, menerangkan setiap jalan dan siap sebagai embun penyejuk. Aku bukanlah orang yang sempurna tapi aku akan berusaha sebagai orang yang berguna demi semesta yang mengelilingi setiap detik kehidupanku. Mimpiku mungkin terlalu sederhana bagi kaum kapitalis, tapi bagi pemerhati mimpiku sangatlah bermartabat. Aku tak mau mengambil pusing suara siapa yang paling benar, karena ku merasa itu adalah celotehan kosong bagi seorang pemimpi.
Hujan terus menguatkan, malam terus menawarkan celah dan pagi senantiasa tak kalah baiknya terus menghadirkan kebimbangan melangkah atau berhenti? Sekali lagi ku sebutkan dengan suara parau yang menitik hingga ke jingga hatimu aku akan terus berjalan melewati setiap cerita dan noda yang ada. Ketika tidak ada lagi yang bisa membelinya, aku siap untuk terus memperjuangkannya, ketika tidak ada lagi yang sanggup mempertahankannya aku siap menawarkan sebuah harapan gurau dan ketika tidak ada yang ingin bertanggung jawab diatas kegagalan itu aku siap menanggungnya.
Terlalu bodoh bukan? Ketika orang yang berbuat, kita yang akan menanggung resikonya. Ya bodoh dan sangat bodoh, tetapi dilain sisi ada sebuah kehidupan pilu yang terjadi jika tak ada yang menanggungnya. Dengaar aku siap menanggungnya, rasaaa aku siap menyelesaikannya, pikiiir masa depan itu kutaruhkan untuk segalanya, demi engkau, demi dia dan demi kita semua. Maaf jika terlalu bodoh untuk berbuat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar