Alur Ceritanya
Berantakan.
Lagi asyiknya memainkan gitar dengan nada-nada lirih yang menyentuh
kalbu, seakan terhanyut di perut syahdunya dunia permusikan dalam nuansa
romantisme yang penuh keanggunan, di tambah gemerlap malam yang dihiasi bintang-bintang
dan cuaca malam yang mendukung sempurnalah malam itu. ku terus bernyanyi
mencoba melawan sepi membuang rasa benci di saaat sendiri, panas tenggorakan
telah terasa disaat suara hampir hilang yang terus teriak selepas senja tadi,
ku coba mereguk air untuk menambah sisa suara yang hampir hilang, suara
tersedu-sedu terdengar di telingaku ku coba mencari sumber suara itu oh ternyata
irul yang sedang menangis sembari memegang selularnya di telinga. Aku tak ingin
ikut campur dalam masalahnya tapi suaranya yang sedikit keras menggoda ku untuk
mendengar pembicaraannya lewat jendela. Ternyata firasatku tidak salah, ia
menangis karena Tina.
*
Tina ini adalah gadis impiannya sejak SMP irul telah mengagumi tina
secara diam-diam selama 6 tahun, banyak pengorbanan perjuangan yang dilakukan
irul tanpa sepengetahuan tina yang tujuannya tidak lain hanya melukis senyum di
bibir mungil tina. Wajah yang rupawan, otak yang cerdasiwan wajar saja jika
Tina selalu menjadi buah bibir dan wanita idaman lelaki dimana saja tempat Tina
menuntut ilmu. Sah-sah saja jika irul terpesona melihat tina dan sangat
mengharapkan cinta wanita mungil itu. selang waktu berjalan entah darimana
informasinya Tina mengetahui bahwa Irul sangat-sangat mengaguminya, mengetahui
hal itu Tina langsung memberikan pesan untuk bertemu dengan Irul melalui
sahabatnya Dinda. Tanpa ada tolakan Dinda langsung mencari Irul selepas dosen
menutup perkuliahan hari itu. Dinda menuju kantin favorit irul dimana letaknya
tak jauh dari gedung perkuliahannya tadi.
Irul, Irul seru Dinda dari kejauhan sembari menggerakkan kelima
jarinya
Saya ucap irul sambil menunjukkan dirinya,
Iya, kamu cepatlaah.
Dengan pikiran
yang bertanya-tanya irul menemui Dinda, ada apa nda? Seru Irul. Cuman mau
nyampaikan pesan Tina kepengen ketemu sama kamu, bisa kan ntar malam sambil
Dinner katanya? dia tunggu di Maro cafe, dengan spontannya Irul menjawab
Oke-oke. Raut tanya dan bingung menyelimuti wajah Irul. Ada apa ini? Wanita
yang selama ini ku kagumi mengajak aku untuk makan malam? Irul mencoba
menghapus rasa bingungnya dengan mempersiapkan pakaian untuk malam. Malam
kembali datang kali ini jutaan bintang terlihat lebih berkilau dimata Irul.
10 menit berlalu belum ada kata yang keluar dari bibir Irul dan
Tina, di sela-sela perputarannya yang tak henti jam dinding mengeluarkan rasa
malu ketika melihat dua insan yang saling tatap mata, tanpa mampu berucap
sepatah kata pun.
Detik terus
berputar, hari terus berganti, tapi tak ada yang bisa berucap hanya mampu
bergumam dan akhirnya sang waktulah yang berbicara atas semuanya, dan akhirnya
mereka merajut kasih saling menanamkan benih bahagia di hati masing-masing yang
tujuannya agar selalu bersama hingga nanti.
*
Irul: Masih ingatkah kau janji kita? Yang mana akan selalu bersama
dan menikmati sisa hidup di pangkuanku!
Tina: Sudahlah, itu hanya janji kosong.
Irul: masih ingatkah kau saat kita pertama bertemu, tak mampu
berucap hingga jam dinding malu
melihatnya?
Irul: Sudahlah, aku harap jangan pernah ungkit kenangan itu lagi
biarlah tersimpan indah dimemori nalarku, dan aku mohon jangan pernah hubungi
aku lagi sampai kapanpun.
Tiiiiiiiiit
bunyi seluler Irul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar