Total Tayangan Halaman

Selasa, 08 November 2016

Cerpen Alur Ceritanya Berantakan.



Alur Ceritanya Berantakan.

Lagi asyiknya memainkan gitar dengan nada-nada lirih yang menyentuh kalbu, seakan terhanyut di perut syahdunya dunia permusikan dalam nuansa romantisme yang penuh keanggunan, di tambah gemerlap malam yang dihiasi bintang-bintang dan cuaca malam yang mendukung sempurnalah malam itu. ku terus bernyanyi mencoba melawan sepi membuang rasa benci di saaat sendiri, panas tenggorakan telah terasa disaat suara hampir hilang yang terus teriak selepas senja tadi, ku coba mereguk air untuk menambah sisa suara yang hampir hilang, suara tersedu-sedu terdengar di telingaku ku coba mencari sumber suara itu oh ternyata irul yang sedang menangis sembari memegang selularnya di telinga. Aku tak ingin ikut campur dalam masalahnya tapi suaranya yang sedikit keras menggoda ku untuk mendengar pembicaraannya lewat jendela. Ternyata firasatku tidak salah, ia menangis karena Tina.
*
Tina ini adalah gadis impiannya sejak SMP irul telah mengagumi tina secara diam-diam selama 6 tahun, banyak pengorbanan perjuangan yang dilakukan irul tanpa sepengetahuan tina yang tujuannya tidak lain hanya melukis senyum di bibir mungil tina. Wajah yang rupawan, otak yang cerdasiwan wajar saja jika Tina selalu menjadi buah bibir dan wanita idaman lelaki dimana saja tempat Tina menuntut ilmu. Sah-sah saja jika irul terpesona melihat tina dan sangat mengharapkan cinta wanita mungil itu. selang waktu berjalan entah darimana informasinya Tina mengetahui bahwa Irul sangat-sangat mengaguminya, mengetahui hal itu Tina langsung memberikan pesan untuk bertemu dengan Irul melalui sahabatnya Dinda. Tanpa ada tolakan Dinda langsung mencari Irul selepas dosen menutup perkuliahan hari itu. Dinda menuju kantin favorit irul dimana letaknya tak jauh dari gedung perkuliahannya tadi.
Irul, Irul seru Dinda dari kejauhan sembari menggerakkan kelima jarinya
Saya ucap irul sambil menunjukkan dirinya,
Iya, kamu cepatlaah.
            Dengan pikiran yang bertanya-tanya irul menemui Dinda, ada apa nda? Seru Irul. Cuman mau nyampaikan pesan Tina kepengen ketemu sama kamu, bisa kan ntar malam sambil Dinner katanya? dia tunggu di Maro cafe, dengan spontannya Irul menjawab Oke-oke. Raut tanya dan bingung menyelimuti wajah Irul. Ada apa ini? Wanita yang selama ini ku kagumi mengajak aku untuk makan malam? Irul mencoba menghapus rasa bingungnya dengan mempersiapkan pakaian untuk malam. Malam kembali datang kali ini jutaan bintang terlihat lebih berkilau dimata Irul.
10 menit berlalu belum ada kata yang keluar dari bibir Irul dan Tina, di sela-sela perputarannya yang tak henti jam dinding mengeluarkan rasa malu ketika melihat dua insan yang saling tatap mata, tanpa mampu berucap sepatah kata pun.     
            Detik terus berputar, hari terus berganti, tapi tak ada yang bisa berucap hanya mampu bergumam dan akhirnya sang waktulah yang berbicara atas semuanya, dan akhirnya mereka merajut kasih saling menanamkan benih bahagia di hati masing-masing yang tujuannya agar selalu bersama hingga nanti.
*
Irul: Masih ingatkah kau janji kita? Yang mana akan selalu bersama dan menikmati sisa hidup di pangkuanku!
Tina: Sudahlah, itu hanya janji kosong.
Irul: masih ingatkah kau saat kita pertama bertemu, tak mampu berucap hingga jam dinding         malu melihatnya?
Irul: Sudahlah, aku harap jangan pernah ungkit kenangan itu lagi biarlah tersimpan indah dimemori nalarku, dan aku mohon jangan pernah hubungi aku lagi sampai kapanpun.

Tiiiiiiiiit bunyi seluler Irul.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar