Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Juni 2016

Puisi, Tentang Ibu.



Penulis: Panji Anugerah
IBU

Dia yang selalu meratapi nasib
Dia yang selalu menyalahkan keadaaan
Apakah sepahit ini hidup?
Apakah se kejam ini dunia
           
Telah banyak beban yang ia pundak
Telah berjuta jalan berduri yang ia lalui
Ia berusaha tegar, ia berusaha tersenyum
Namun itu semua tidak berguna karena jasadnya semakin dipecundangi!
Lihatlah wajahnya yang semakin hari semakin keriput
Rambutnya yang dulu kekar kini telah memutih

Dan waktu seolah tidak peduli dengan keadaannya malah berperangai diatas penderitaannya

Begitu pilunya air mata yang selalu menggenangi hatinya.
Tak sanggup rasanya jika  melihat dia terus berjalan tertatih tatih

Tuhan tolonglah aku berikan aku petunjuk, berikan aku kekuatan
Aku ingin menyembuhkan lukanya
Ingin melihat dia menangis bahagia di pangkuanku
Panjangkan umurnya, jaga kesehatannya
Berikan aku waktu, aku bersumpah ingin membuat dia bahagia. IBU!

Puisi, Gapailah Mimpimu



Gapailah Mimpimu

Berjalan menyusuri mimpi
Dibawah langit yang begitu menawan
Diatas tanah yang begitu indah
Harusnya tiap detik selalu bersujud kepada DIA
            Wajah yang saat itu berpeluh, bukti nyata
            Betapa perih menggapai mimpi
            Hanya Luka dan duka yang mampu menemani
            Tetaplah melangkah walau tertatih-tatih
Semangat tak boleh padam
Meski sang waktu selalu menghalang
 Walau hanya pemimpi kecil
beranganlah untuk dapat merubah nasib
            Kenapa tidak boleh menyerah?
            Karena percayalah dengan janji Tuhan
            Bekerja keras dengan gigih
            yakinlah, tidak akan ada yang sia-sia
walau dilahirkan berbeda-beda
Tapi dihidupkan untuk sama-sama bahagia
Ubahlah keterpurukan dan penyesalan itu
Bangkit dan bangunlah, mari taklukan dunia
            Bermimpilah setinggi-tingginya
            Hingga mentari terbenam di tempat yang salah
            Berlarilah sekencang-kencangnya
            Hingga sang waktu berhenti berputar

Hadapilah dengan ikhlas
Berjalanlah dengan tegap
Karena hidup itu indah
Raihlah mimpimu, dan tersenyumlah!












Kamis, 09 Juni 2016

Cerpen Ketika kebenaran di bungkam

Penulis: Panji Anugerah

Ketika Kebenaran Di Bungkam
Huhhh cetusnya dalam nada kesal tidak ada lagi kebenaran yang terlihat dimatanya. Dia adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas negeri sumatera barat. Ke tidak adilan dan tindas menindas yang dilakukan para penguasa membutakan hati setiap insan yang merasakannnya, Tapi tidak dengan dia yang berani menyuarakan kebenaran dan lebih memilih diasingkan ketimbang tertawa diatas kemunafikan. Sebut saja namanya Agus ia Semester 4 di jurusan Ilmu komputer. Selama di semester 4 ini ia merasa banyak permasalahan-permasalahan yang menghambat perkuliahaannya seperti ketidakhadiran dosen, pertengkaran internal di jurusan  ke tidak adaan ruang praktek yang mengakibatkan mahasiswanya minim skill, itu adalah sebagian problema yang ia rasakan. Agus dan temannya telah berulang kali menyampaikan keluh kesahnya kepada seorang dosen tapi jawaban sabar sabaaar dan tunggu yang selalu menghiasi bibirnya.
Waktu yang terus berputar dan tidak peduli dengan keadannya menambah beban berat di pundaknya. Buku absen yang seharusnya telah tercoret setengah ternyata masih bersih dari jailnya tinta pena. Kuliah seperti tidak kuliah ucap salah satu temannya ya benar orang telah di pertengahan semester dan telah ujian nah kita masuk kuliah aja belum, ucap satunya lagi sembari menunjukkan perasaan jengkel di wajahnya. Kewajiban sama tapi hak yang tak setara, seperti di anak tirikan di kampus ini. Tidak tahan lagi untuk menahan permasalahan ini. Semua mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer sepakat membuat kebijakan untuk mengadakan rapat tentang permasalahan ini, dan hasilnya kita harus mengadu kepada ketua jurusan ya ketua jurusan ucap ketua HMJ ilmu komputer.
10 orang perwakilan Ilmu komputer pergi ke ruangan ketua jurusan untuk memberikan keluh kesah, perasaan bersemangat terlihat di raut wajah mereka masing-masing sesaat menghampiri ketua jurusan. Kita akan menemukan solusi permasalahan ini ucap agus sembari menunggu ketua jurusan di depan kantornya. 5 menit berlalu ketua jurusan telah tiba. agus bersama ketua HMJ memasuki ruangan sementara teman yang lain menunggu di luar. Tidak ada basa basi dalam percakapan itu agus langsung menyuarakan keluh kesah dan rintihan-rintihan mahasiswa kepada ketua jurusan bukannya mendapat angin segar Agus malah menerima angin pecundang dan siap menerima kenyataan bahwa ketua jurusannya lepas tangan dalam permasalahan itu.
Ini dunia atau apa sih rintihan tidak di peduli kan lagi, hak tidak setara, kemunafikan dijadikan mahkota, kaum lemah tertindas dan kebenaran seolah di bungkam. Mungkin mereka telah terlena rayuan manis setan, bodohhhh ucapnya dalam hati.
Apakah prioritas utama kita hanya mengejar jabatan? Dan tidak memikirkan hak kaum yang lemah? Jika itu memang iya mungkin merekalah penghianat yang berkerudung itu. Tidak sampai disitu agus dan temannya tetap bersamangat untuk menyuarakan kebenaran dan haknya, karena masih ada seribu jalan menuju roma. Yang terlebih kebenaran harus di suarakan bagaiamana pun itu. Seketika ide muncul sesaat sebagian mahasiswa menulis kritikan dan menyuarakan kebenaran itu melalui majalah kampus dan tujuan mereka sederhana supaya pejabat dan aktivis kampus mengerti dengan apa yang mereka rasa, alih-alih untuk dibaca dan di publikasikan ternyata tulisan mereka di sobek dan di tolak mentah-mentah oleh pemimpin redaksi majalah kampus, kejaaam! kebenaran seolah menjadi sifat haram bagi mereka. Penguasa tolonglah dengar rintihan pemimpi kecil ini kami pun berangan untuk menjadi besar.
Sebulan telah berlalu, Kebenaran dan hak tersebut tak kunjung di genggam bayangan yang mampu menghampiri walau terkadang ia menghilang. Semangatnya terus bertambah seiring dengan datangnya hujatan dan hinaan kepadanya. Ia tetap dengan tujuannya Kebenaran harus dikibarkan walau darah telah menetes dan mengering. Kata bijaknya tersebut menambah api juang para teman-temannya. Minggu berikutnya agus mengumpulkan temannya dari jurusan komputer dan mengajak kepada seluruh Mahasiswa yang peduli dengan keserakahan ikut andil dalam perjuangan menyuarakan kebenaran. Spanduk, baliho dengan tulisan #PrayforIlkom jangan hujat kami, kami hanya ingin kesetaraan hak dan kebenaran telah beredar keseluruh penjuru kampus.
Situasi semakin memanas di kampus, ketika para mulut penguasa dan pecundang telah beredar dimana-mana, perkuliahan tidak kondusif lagi dan kembali sang pejuang kebenaran di salahkan. Mendengar ucapan, cemohoan mereka itu agus merasa telah tertekan dan tidak ada solusi lagi selain turun kejalan ucapnya. Dengan waktu yang begitu singkat hanya sekitar 1 jam agus berhasil mengumpulkan 200 personil untuk mengadakan demo di depan kantor rektor. Sebelum turun agus memberikan pengarahan kepada temannya ia memberikan sepatah kata dengan isi  Kita demo tapi tidak dengan anarkis. Kata ini yang selalu di rekam di ingatan para teman yang lain supaya demo dan keluhan ini berjalan dengan lancar.
Selama 3 hari menjalani demo dengan mengucap memuji keagungan tuhan demo berjalan dengan lancar dan tertib, tetapi selama 3 hari itu pula tidak ada solusi sedikitpun dari para penguasa. Di hari berikutnya agus dan para temannya semakin bersemangat menyuarakan kebenaran mereka pantang mundur terlihat dari derasnya peluh yang menggenangi raga mereka. Tiba-tiba disaat sedang panasnya demonstrasi salah satu staff akademik memanggil agus untuk bertemu dengan Rektor. Tanpa berpanjang waktu agus dengan cepat memenuhi panggilan itu karena terbersit dalam hatinya permasalahan ini akan menemukan solusi.
Ucapan salam mengawali jumpa agus dan sang rektor, ada sedikit canda gurau dalam perbincangan hangat tersebut, sesaat senyum masih menghiasi bibir agus tiba-tiba para rektor memberikan surat dan berharap agus dengan cepat membacanya. Setelah dibuka secara perlahan dan penasaran, hati agus serasa menangis setelah memaknai kalimat surat tersebut yang intinya pernyataan Drop Out (DO), dengan tegap lantang agus berdiri sembari mengucap Terimakasih kepada sang Rektor. Setelah keluar dari kantor rektor agus langung memberikan ucapan terimakasih kepada teman-teman api semangat kalian tak pernah padam tetap suarakan kebenaran ini, berantas kemunafikan walau mereka berusaha untuk menindas yakinlah, karena seorang pemimpi tidak akan pernah menyerah “Dreamer never say to die”.

Selasa, 07 Juni 2016

Opini moral Generasi Muda



Penulis: Panji Anugerah

Kurangnya Moral generasi muda.
            Waktu yang terus berputar, perkembangan teknologi yang semakin canggih, kehidupan yang semakin modern itu adalah alasan kenapa moral generasi muda saat ini sangat berkurang. Berkaca dari pengertian bahwa moral ialah sesuatu perilaku seseorang yang bersifat positif. Coba kita renungkan dan perhatikan bahwa generasi muda saat ini tidaklah seperti generasi muda seperti 30-50 tahun silam. Generasi muda saat ini sangat mudah melakukan perbuatan dosa dan tidak malu untuk melakukannya dan bahkan ada yang  mempublikasikan kedepan umum.
            Sangat luar biasa perilaku generasi muda zaman sekarang, sudah tidak lagi mengenal dosa. Kiblat yang selalu mengarah ke barat yang merupakan aktor utama dari perubahan perilaku generasi muda. Tidak bisa kita pungkiri bahwa seperti gaya hidup (life style),  fashion, hingga makanan sekalipun generasi muda sangat berpatokan ke sana.
            Terlebih di negara indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat muslim, kenapa musti condong mengikuti pergaulan ke arah barat? Bukankah itu dosa? bukankah kita telah mempelajari bagaimana perilaku yang baik dan tidak bertentangan menurut ajaran agama islam. Moral itu ibarat dasar perilaku manusia,  jika tidak ada moral maka kehidupan manusia akan menjadi berantakan.
            Yang paling membuat miris dan akhir-akhir ini terjadi di negara ini ialah maraknya perilaku tak bermoral  yang mengatas namakan agama. Dimana hati nurani itu? Dimana jiwa kemanusiaan itu?. Moral tidak ada lagi, manusianya sudah seperti binatang. Bagaimana indonesia menjadi negara maju dan negara yang cemerlang jika generasi mudanya tidak mempunyai moral.
            Semua perubahan moral itu ada ditangan generasi muda, pada awal sekolah tepatnya sekolah dasar (SD) telah diajarkan cara berperilaku yang baik, hingga kejenjang mahasiswa masih diajari cara membina moral, tapi kenapa generasi mudanya masih bersifat amoral? Bingung siapa yang harus disalahkan, apakah pemerintah, keluarga, ataupun lingkungan. generasi muda oh generasi muda yang katanya  masa depan negri, yang katanya cahaya dalam kegelapan.
            Jika dilihat lagi ke masalah-masalah yang sering terjadi, coba kita lihat betapa berkeliarannya narkoba di tangan generasi muda, betapa lazimnya seks bebas betapa seringnya tawuran-tawuran yang terjadi.  Coba kita renungkan hasil survey dari BNN (Badan Narkotika Nasional) yang mengatakan bahwa 50 orang meninggal karena narkoba itu bukti kuat bahwa indonesia lagi terjajah oleh barang haram tersebut.
            Belum lagi jika berbicara tentang seks bebas sudah ratusan bahkan ribuan anak yang lahir tanpa seorang ayah. Moral generasi muda lagi dijajah, siapa yang menjajah moral tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah diri sendiri. Sudah sangat susah mencari pergaulan anak muda yang bersifat positif dan bermoral semuanya keji, dosa dan dosa. pemerintah sudah sangat bersusah payah untuk memberantas perangai-perangai haram yang dilakukan oleh generasi muda. Seperti contohnya narkoba, betapa seriusnya pemerintahan Jokowi mengatasi narkoba.
            Kita ambil contoh telah meningkatnya peraturan pemerintah tentang narkoba dan begitu ketatnya pengamanan-pengamanan yang dilakukan di perbatasan perbatasan negri sehingga barang tersebut tidak sampai ke negara indonesia raya ini. Saya rasa itu hanya sebagai simbol belaka karena perubahan yang sesungguhnya itu adalah di dalam diri kita. Untuk apa pemerintah membuat peraturan seketat-ketatnya sementara niat untuk melanggarnya itu ada. Kurang lebih dari 100 ribu orang di rehabilitasi karena narkoba dan dalam tahun 2015 sekitar 100 lebih jiwa melayang karena di tembak mati. Tetapi kebijakan itu hanya sekedar kebijakan buktinya saja para generasi muda masih banyak mengedarkan, dan mengonsumsi barang haram tersebut.
            Banyak orang yang tidak bersalah terkena dampak dari narkoba seperti seringnya pencurian, pembunuhan, pemerkosaan bahkan ada yang secara massal naudzubillah!. Memang narkoba begitu selain membunuh jiwa dan raga narkoba dapat membuat perangai manusia itu seperti para binatang. kalau sudah ketergantungan narkoba satu hari tidak memakainya akan serasa hampa yang hidup ini, yang akan mengakibatkan stress, sakau bahkan gila. akibat dampak tersebut seorang pemakai bersusah payah untuk mendapatkan barang tersebut baik dengan cara halal atau tidak. Mereka tidak kenal lagi yang namanya teman, keluarga, saudara atau apapun itu. Lain ceritanya kalau pengonsumsi tersebut adalah seorang wanita dia rela untuk menjual harga dirinya demi mendapatkan narkoba. Begitu amburadul moral generasi muda saat ini harga diri tidak ada lagi, kemana harus mengadu? Siapa yang harus diadu? Dan hal apa saja yang akan diadukan?
            Belum lagi kalau bicara kekerasan, tawuran antar kampung tawuran antar geng atau apalah itu yang membuat keresahan. Tidak ada lagi kenyamanan dan ketentraman yang didapatkan akibat dari pergaulan-pergaulan bebas ini. Hidup ini sudah seperti di rimba siapa yang kuat dia yang menang. Rasa cinta terhadap sesama manusia telah berkurang dan bahkan pudar.            
            Tindak kriminal yang terus bertambah di negri ini setiap harinya bahkan setiap jamnya itu semua akibat dari kurangnya moral. Sebanyak 70% pelaku dari tindak kriminal itu adalah generasi muda. Apakah semua generasi muda dapat disalahkan? Revolusi mental dan Revolusi mental yang dikatakan oleh bapak jokowi apa mampu untuk me-restart atau menghilangkan sifat-sifat buruk yang selama ini telah tertanam di dalam diri.
            Mungkin pendidikan adalah salah satu  jawaban dari segala permasalahan ini. Coba saja pemerintah mengatur ulang kurikulum pendidikan dengan memasukkan pendidikan dan pembinaan moral yang berjenjang kepada bibit muda ini. Karena lemahnya pendidikan bisa saja alasan kenapa moral generasi itu tidak ada lagi. Karena sudah susahnya mencari sekolah yang ideal yang menyetarakan fungsi dan tujuan jasmani, rohani, material dan spritual.
            Tatanan sosial masyarakat akan hancur jika tidak ada moral karena moral itu adalah sebagai simbol manusiawi kalau tidak bermoral sama saja seperti binatang. Karena negara akan maju dan berkembang jika adanya kesatuan.  
            Moral sangat diperlukan dalam hidup karena itu adalah sebagai pengontrol dan penahan hawa nafsu kita. Kemana kita bisa memperbaiki moral? coba tanya hati semua berawal dari niat. Karena orang ingin berubah pasti dari niat dan kerja keras. Banyak orang berilmu tapi tak bermoral coba kita terjemahkan langsung ke kehidupan kita sehari-hari. Banyaknya pejabat yang tertangkap kasus korupsi, penggelapan uang dan bahkan memakan hak-hak rakyat kecil itu semua akibat dari tidak adanya moral, moral yang di dasari oleh sifat dan iman.
            Percuma saja negri ini mayoritas islam tetapi akhlak dan tingkah laku sama saja seperti negara yang tidak mempunyai ketuhanan. Betapa banyakya professor di negri ini betapa banyaknya ilmuwan di negri ini tapi tidak ada satu pun yang mengajarkan tentang bermoral dan berakhlak yang baik sesuai dengan ajaran islam.
            Permasalahan yang awalnya hanya dipandang sebelah mata tapi bisa menghancurkan sebuah bangsa besar. Moral dan moral permasalahan yang kecil yang tidak bisa diatasi sampai saat ini. Semoga kedepannya masalah ini dapat diatasi salah satunya dengan merevisi ulang kurikulum pendidikan dan pembinaan moral yang berjenjang kalau tidak penyakit ini akan terus turun menurun kepada bangsa ini hingga akhir waktu.