ONLINE SHAMING
Write by Panji
Anugerah
Apa itu Online Shaming?
Online
Shaming ialah perilaku mengolok-olok, menghujat, mempermalukan orang lain di
media online. Online Shaming bermula karena adanya ketidaksepahaman dengan
seseorang atau terkadang keinginan untuk meluruskan hal yang dianggap salah,
yang tanpa disadari mempermalukan seseorang. sebagai contoh adanya berita
kebijakan kontroversial dari pejabat politik.
Berita kontroversial dari pejabat
politik ini akan menjadi perseteruan di kalangan netizen. ada yang pro dan ada
yang kontra. namun yang disayangkan, perseteruan netizen ini bukan lagi terkait
kebijakan atau hal yang substansif dari pejabat politik melainkan
perseteruan sentimen yg akan merusak perdamaian, seperti sindir menyindir
terkait agama, ras, suku, daerah bahkan pendidikan dan strata sosial.
Online Shaming semakin marak
beredar. bisa kita lihat disetiap kolom komentar public figure pasti ada yang komentar
provokasi baik yang dilakukan oleh akun bodong maupun akun real. online shaming
ini terjadi akibat kedangkalan berfikir dan kebebasan.
sejatinya media hadir untuk
mempermudah akses bahkan aktivitas sehari-hari seseorang. namun belakangan ini
akibat kedangkalan berfikir dan kebebasan, media berubah sebagai alat kebencian
tempat seseorang mempermalukan orang lain bahkan menjadi panggung perpecahan.
asumsi sampai saat ini kedangkalan
berfikir dan kebebasan adalah penyebab utama. kebebasan dalam media hanyalah
ilusi karena dengan kebebasan itulah menjadi ketidakbebasan. bahasa
sederhananya kebebasan menjadi alat untuk tidak bebas. kebebasan itu adalah
fatamorgana dalam media. memang perlu kiranya ada panduan ataupun regulasi atau
hal-hal yang bersifat intensif yang dilakukan pemerintah yang bisa menjadi
cerminan bagi masyarakat.
karena sejauh ini UU yang sering
dilanggar ataupun diabaikan adalah UU ITE, dapat ditarik kesimpulan bahwa
memang masyarakat butuh arahan menjadi seseorang yg cerdas dalam bermedia. jika
pemerintah masih menutup mata terkait ini lama2 panggung permusuhan ini akan
semakin meluas dan meluber kemana-kemana.
media berpengaruh dalam berpikir
masyarakat, karena apa yang ada akan menjadi biasa dan akhirnya menjadi
kebudayaan baru masyarakat.
dahulu, sebelum adanya media tulis
masyarakat menjadikan daya ingat sebagai sarana untuk menyimpan hal-hal yang
dianggap penting. namun ketika media tulis hadir masyarakat malas untuk
mengingat.
dahulu, sebelum hadirnya media
cetak masyarakat berbondong-bondong ke perpustakaan untuk membaca buku, setelah
membaca buku masyarakat mendiskusikan apa yang dibaca. namun, ketika media
cetak telah hadir masyarakat membaca hanya dirumah dan menelan hasil bacaannya
mentah-mentah tanpa ada diskusi yang rutin.
dan sekarang, jamannya media
teknologi, media instan. masyarakat telah malas untuk mengingat, menulis,
membaca, berdiskusi. masyarakat lebih cenderung mengikuti, memalsukan dan
mengolok-olok.
Teknologi yang semakin berkualitas
bertolak belakang dengan kebudayaan yang berkualitas. akhir-akhir ini kita
mendengar adanya duel maut gara-gara perbedaan pendapat di media. sesadis
itukah media sehingga ada yang memakan korban sekejam itukah online shaming?
hingga nyawa melayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar