Sekilas
Tentang Kisah
Penulis: Panji Anugerah
email: Panjianugerahp@gmail.com
Merindukanmu
adalah hal yang sangat menakjubkan. Mengajari untuk bertahan didalam kejamnya
sepi, indahnya luka dan berharganya
suatu pertemuan. Jarak terkadang seperti
arak yang memabukkan, terasa terbang jika terus untuk melawannya, Dari dekatnya
jengkal hingga jauhnya bintang, menghiasi setiap nada-nadaku jika ingin
berpuisi untukmu. Terkadang aku sangat ego jika mempunyai waktu, dekat
menjadikan jenuh dan jauh menjadikan rindu. Entah apa yang menyelimuti batinku.
Sesak tak bertepi, memendam asa, menghilangkan rasa. Suatu bentuk pengabdian
yang aku idam-idamkan tak kunjung menghampiri, walau sejuta perjuangan ku lalui
demi mendapat sebongkah kebahagiaan. Mereka anggap bahagia itu sederhana, tapi aku
menganggap sederhana itulah bahagia. Seperti angin yang merasa bahagia setelah
memberikan tubuhnya kepada dunia baik siang maupun malam baik hujan maupun
panas.
Teduh
matamu, sumringahnya senyummu dan romantisnya akhlakmu yang membuatku merasa
tidak ada kisah seabadi cintamu. Aku belum berani melontarkan puisi ini ketelingamu,
karena sampai saat ini aku masih bingung dari mana datangnya cinta . Hal-hal
yang kerdil akan begitu besar jika ada engkau didalamnya. Aku begitu memujamu,
dan tak akan pernah berhenti hingga mungkin terbatasnya waktuku. Aku sangat
berterimakasih banyak kepada Tuhanku yang hingga detik ini, masih menjaga
nafasmu dari kejamnya malaikat. Tak ada kata selain SYUKUR dan tak ada sikap
semulia BERSYUKUR kepada DIA yang memberikan triliunan kebahagiaan dan kepedihan.
Jika pedih dinikmatilah dan jika berseri bahagialah tanpa jeda dan BERSYUKURLAH
sebanyak-banyaknya. Setiap tetes airmatamu yang tertumpah, yakinlah dunia merana
jingga.
Jejak
langkahmu adalah sejarah peradaban yang membangun sebuah budaya-budaya tanpa pamrih
dan tak kenal lelah. Berjuang, bernyali ikhlas demi cita yang tinggi dan
kehidupan yang madani. Jutaan tetes keringat, ribuan airmata tak pernah kau
perhitungkan semuanya demi kedamaian dan cinta. Ketika banyak yang mengusik
tapi kau tetap kokoh dan lebih masif untuk berjalan. Sebuah hinaan, problema,
pengkhianatan, kezaliman tingkat dewa telah lumrah dan itu telah menjadi
sarapan pagimu. Hal yang sering kau sampaikan padaku adalah jadilah orang yang
bermakna untuk hidup orang dan jangan pernah berhenti karena dunia hanya
sekejap dari perjalanan malam. Mencintailah tanpa berharap untuk dicintai,
hiduplah tanpa berharap untuk dihidupi orang lain. Hidup itu bukan sebuah
perjalanan yang harus dikejar tetapi sebuah kisah yang harus diwarnai dan
dipertahankan. Warnai dengan iman, akhlak dan perjuangan, pertahankan dengan
agama cinta, dan cita. Yakinlah, makmur akan menghampirimu dengan sendirinya.
Tingginya mimpimu yang
menerbangkanku ke alam fiksi, yang berceritakan dunia dongeng hingga bidadari
sekalipun tidak mengerti alur ceritanya. Disudut senja kau sering menghayal dan
bahkan merasa bahwa bintang itu tidak akan indah jika bukan malam yang
menemaninya. Kau juga pernah bercerita bahwa bintang pernah kau peluk cium
dengan manja dan akhirnya kau tertidur. Hingga saat ini nalarku, jiwaku terus
bertanya-tanya bahkan berontak apa maksud pernyataanmu itu. Badanku semakin
kurus, tawaku semakin pahit dan bola mataku menguning kau memang tak
bertanggung jawab dan pernyataanmu itu menyesatkan. Apakah memang mimpi harus
dibalas dengan mimpi? Sampai saat ini aku tidak tau jawabannya, tapi yang
penting aku telah bermimpi dan mimpiku adalah memeluk bintang.
Tegarnya jiwamu yang hingga saat ini
semua orang tidak mengetahui bahwa hidupmu sangat getir. Mentari yang begitu
mendidih, langit yang begitu menghanguskan itu semua adalah teman
seperjuanganmu. Yang mengajarimu bagaimana merangkai suka, menenun luka, hingga
menjahitkan kehidupan yang bermuara istiqamah. Kau merasa hidup ini adalah
rahmat terbaik yang diturunkan-Nya hingga kau benar-benar menikmatinya dan sampai
saat ini aku belum pernah melihat bingkaian rasa kecewa dibibirmu. Kau adalah
pahlawan, pencerah, penyejuk gundah kehidupan tapi kau tak pernah mau
menerimanya. Sebuah kata, nada, cerita telah lengkap kau alirkan di sendi kehidupanku,
baik yang berakhiran sendu maupun candu.
Sejuknya senyummu yang hingga saat
ini meneduhkan dan menentramkan batinku yang terlibas dunia yang penuh dengan
teka-teki. Ketika Tuhan telah menggariskan sesuai dengan Takdir-Nya, sebuah
perjuangan adalah wujud cinta dari ekspresi kasih sayang. Ketika pembuktian
telah menjadi harga mati, membuat kau tersenyum berani mati ku tekadkan. selama
sunrise masih rupawan, dan senja begitu menawan, aku tidak akan pernah berhenti
menulis ceritamu seperih apapun itu hingga mungkin nanti hari lelahku tiba,
maka tersenyumlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar