Biarkan Aku yang Menanggungnya
Penulis: Panji Anugerah
Bila memang ini berlanjut, dan terus
berlanjut, aku akan tetap ada memelihara asa. Jangan pernah larang aku untuk
berhenti karena ku yakin perjuangan itu tak pernah mengenal kata lelah. Jika
memang keadilan diatas dunia ini terus mengalami pergeseran, jangan pernah
larang aku untuk terus memberantasnya. Biarkan aku berjalan sendiri menikmati
serpihan luka dan penghianatan yang terus menggeruguti setiap langkah. Aku dan
Mimpiku akan terus berusaha seyakin-yakinnya untuk memenangkan sebuah
peradaban. Ketika banyak yang mempertanyakan bahkan meragukan, aku hanya bisa
menjawab dengan senyum sinis dan berkata aku bisa mewujudkan apa yang kalian
minta. Jangan diragukan dan jangan pernah ragukan lagi.
Kali ini banyak orang yang dilema hingga
kalangan yang berilmu bahkan Beragama sekalipun sudah tidak istiqamah di
jalannya. Karena Ini berbicara hidup dan kehidupan, Jika ingin menikmati hidup
dengan kehidupan yang tentram jangan pernah kesini karena ini zona ekstrim. Maaf
sekali lagi ku ucapkan bagi orang-orang yang mencintaiku. dengan penuh sadar,
ku ucapkan Ini adalah sebuah jalan pilihanku, jangan pernah ragu apalagi cemas,
jangan!dan kumohon! aku akan baik-baik saja, ini adalah pilihanku dan ini
adalah jalanku, maaf jika telah mengecewakan tapi yakinlah aku mengambil resiko
ini, karena ku percaya, cahaya itu masih ada, harapan itu masih terjaga dan
pelangi itu masih berwarna, tapi tempatnya bukan disini jauh disebrang sana,
jauh dan jauh.
Sebenarnya jika berbicara melankolis, air
mataku terus tertumpah ruah. Ini adalah pilihan yang sulit meningggalkan
orang-orang yang sangat menyayangiku demi memperjuangkan nasib orang-orang yang
belum tentu peduli akan keberadaanku. Tapi kini ku telah memilih dan harus
berjalan, apapun yang terjadi aku siap menanggungnya sendiri dan seorang diri.
Pada perkembangannya banyak orang yang mencela dengan kata-kata satir yang
terus menghujam nalar. Sebuah pernyataan yang sangat masuk akal dan logistis.
Aku memang sangat keras kepala terlalu
berambisi tinggi, sehingga kadang lupa mengukur bayang-bayang. Tapi kali ini ku
berjalan bukan diatas egoku semata melainkan permintaan nurani. Nurani
terkadang begitu jauh diluar logika, tak terpikirkan nalar dan tak mungkin
terjadi jika berbicara akal sehat. Tapi ku merasa nurani diatas segalanya, ia
mempunyai integritas tertentu hingga terkadang batasan dari sebuah kebebasan
adalah nurani. Ia tak berpikir panjang, tidak teliti bahkan terkesan
asal-asalan, dilain itu nurani akan terus menawarkan sebuah akhir yang indah
yaitu Kedamaian.
Mimpi itu terus menjulur, yakinlah. Masa
depan akan cerah, percayalah. Senyumlah karena itu yang kuharapkan. Kesuksesan
itu bukan semata-mata terkait dengan berapa banyak harta yang dimiliki, melainkan
kesuksesan yang hakiki itu adalah mampu memberikan jalan kepada orang banyak demi
kebahagiannya dan ketentramannya. Kini jalan itu jauh disebrang sana, aku siap
untuk menyebranginya walau tak mampu berenang sekalipun.
Demi DZAT yang jiwaku berada di
genggamannya, aku akan terus mengobarkan simpul asa, menerangkan setiap jalan
dan siap sebagai embun penyejuk. Aku bukanlah orang yang sempurna tapi aku akan
berusaha sebagai orang yang berguna demi semesta yang mengelilingi setiap detik
kehidupanku. Mimpiku mungkin terlalu sederhana bagi kaum kapitalis, tapi bagi
pemerhati mimpiku sangatlah bermartabat. Aku tak mau mengambil pusing suara
siapa yang paling benar, karena ku merasa itu adalah celotehan kosong bagi
seorang pemimpi.
Hujan terus menguatkan, malam terus
menawarkan celah dan pagi senantiasa tak kalah baiknya terus menghadirkan
kebimbangan melangkah atau berhenti? Sekali lagi ku sebutkan dengan suara parau
yang menitik hingga ke jingga hatimu aku akan terus berjalan melewati setiap cerita
dan noda yang ada. Ketika tidak ada lagi yang bisa membelinya, aku siap untuk
terus memperjuangkannya, ketika tidak ada lagi yang sanggup mempertahankannya
aku siap menawarkan sebuah harapan gurau dan ketika tidak ada yang ingin
bertanggung jawab diatas kegagalan itu aku siap menanggungnya.
Terlalu bodoh bukan? Ketika orang yang
berbuat, kita yang akan menanggung resikonya. Ya bodoh dan sangat bodoh, tetapi
dilain sisi ada sebuah kehidupan pilu yang terjadi jika tak ada yang
menanggungnya. Dengaar aku siap menanggungnya, rasaaa aku siap
menyelesaikannya, pikiiir masa depan itu kutaruhkan untuk segalanya, demi
engkau, demi dia dan demi kita semua. Maaf jika terlalu bodoh untuk berbuat!