Opini tentang Sinetron Indonesia
Penulis: Panji Anugerah
Email: Panjianugerahp@gmail.com
Sinetron
(Lakuran dari sinema elektronik) atau sering didengar dengan istilah program
drama bersambung produksi yang disiarkan oleh stasiun Televisi. Dalam bahasa
inggris sinetron disebut soap opera (opera sabun). apakah anda sering menonton
sinetron? bagaimana pendapat anda tentang sinetron indonesia? kalau menurut
persepsi saya sinetron indonesia pada saat ini kebanyakan telah menjadi fiksi
atau dongeng. saya ambil contoh: kala itu saya pernah menonton sinetron yang
tepat pada saat itu indosiar media yang menanyangkannya. dimana film yang
awalnya bergenre religi telah sampai ke semua genre cangkupannya yang
menjadikan sinetron tersebut tidak jelas arah dan tujuannya. seperti anak yang
menangis ketika mengingat sang ibu dikamarnya, tiba-tiba seorang naga membawanya
ke langit untuk menemui sang ibunda yang telah pergi. dan ada juga anak yang
terlambat ke sekolah tiba-tiba elang menjemput dan mengantarkannya ke sekolah.
menurut saya ini bisa menjadikan moral anak-anak yang menonton rusak karena
mengajak anak-anak menghayal dan merasakan indahnya dialam dongeng. Jika ini
terjadi pada anak-anak gimana pola pikirnya gimana tingkah lakunya? tidak bisa
kita bayangkan betapa anak-anak tersebut lebih menginginkan dunia itu seperti
yang di sinetron. jika fisik dan mental telah diracuni oleh sinetron tersebut
mohon maaf saya merasa kita akan selalu berteman dengan kebodohan.
Ada
contoh lain lagi kita ambil FTV SCTV, jika kita teliti secara seksama FTV
tersebut secara keseluruhan inti jalan cerita dan tujuannya sama hanya berbeda
tokoh, judul dan tempat. seperti kisah cinta lelaki miskin dan wanita kaya.
yang mana pada awal cerita mereka saling membenci dan bahkan bersumpah untuk
tidak akan pernah merajut kasih. tetapi karena ada unsur-unsur tertentu yang
terkadang saya rasa hanya sepele itu bisa membuat perasaan mereka berputar 180
derajat sehingga saling mengagumi satu sama lain. belum lagi kisah cinta
seseorang yang jauh-jauh merantau ke jakarta untuk berkuliah. tetapi dalam film
tersebut dia tidak pernah terlibat dalam kerja kelompok, presentasi,
mengerjakan tugas atau apalah yang berbau dengan perkuliahan. dia datang
kampus, masuk lokal, melirik cewek didalam lokal, setelah itu makan bersama di
kantin dan akhirnya mereka jadi. apakah sesimpel itu? coba kita lihat FTV yang
mengambil tempat shootingnya di area kampus. dapat dipastikan jalan ceritanya
hanya berbau percintaan yang mana seorang lelaki tersebut, rela berjuang bahkan
hidup mati untuk mendapatkan hati si gadis. nasihat orangtua dihiraukan, Drop
Out (DO) dari kampus karena bermasalah dengan dosen. saya rasa film seperti ini
menimbulkan opini publik yang mana seorang anak kuliahan yang jauh dari
kampung, tidak belajar di perantauan hanya berbicara cinta, cinta dan cinta.
Jika
kita menonton secara kritis banyak hal-hal yang lucu, atau luar biasa dari
tokoh sinetron. seperti kecelakaan temannya. tiba-tiba ada yang menelepon si
Agus tabrakan, sekarang dia di Rumah sakit, Putra!. tanpa ada informasi di
rumah sakit apa Agus dirawat, di lantai berapa, dikamar berapa tetapi tiba-tiba
Putra telah sampai ke tempat yang dituju. seakan-akan Rumah sakit di daerah itu
hanya satu sementara jika kita lihat mereka shooting di daerah Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar