Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Desember 2016

Opini Tentang Sinetron Indonesia



Opini tentang Sinetron Indonesia
 Penulis: Panji Anugerah
Email: Panjianugerahp@gmail.com

            Sinetron (Lakuran dari sinema elektronik) atau sering didengar dengan istilah program drama bersambung produksi yang disiarkan oleh stasiun Televisi. Dalam bahasa inggris sinetron disebut soap opera (opera sabun). apakah anda sering menonton sinetron? bagaimana pendapat anda tentang sinetron indonesia? kalau menurut persepsi saya sinetron indonesia pada saat ini kebanyakan telah menjadi fiksi atau dongeng. saya ambil contoh: kala itu saya pernah menonton sinetron yang tepat pada saat itu indosiar media yang menanyangkannya. dimana film yang awalnya bergenre religi telah sampai ke semua genre cangkupannya yang menjadikan sinetron tersebut tidak jelas arah dan tujuannya. seperti anak yang menangis ketika mengingat sang ibu dikamarnya, tiba-tiba seorang naga membawanya ke langit untuk menemui sang ibunda yang telah pergi. dan ada juga anak yang terlambat ke sekolah tiba-tiba elang menjemput dan mengantarkannya ke sekolah. menurut saya ini bisa menjadikan moral anak-anak yang menonton rusak karena mengajak anak-anak menghayal dan merasakan indahnya dialam dongeng. Jika ini terjadi pada anak-anak gimana pola pikirnya gimana tingkah lakunya? tidak bisa kita bayangkan betapa anak-anak tersebut lebih menginginkan dunia itu seperti yang di sinetron. jika fisik dan mental telah diracuni oleh sinetron tersebut mohon maaf saya merasa kita akan selalu berteman dengan kebodohan. 
            Ada contoh lain lagi kita ambil FTV SCTV, jika kita teliti secara seksama FTV tersebut secara keseluruhan inti jalan cerita dan tujuannya sama hanya berbeda tokoh, judul dan tempat. seperti kisah cinta lelaki miskin dan wanita kaya. yang mana pada awal cerita mereka saling membenci dan bahkan bersumpah untuk tidak akan pernah merajut kasih. tetapi karena ada unsur-unsur tertentu yang terkadang saya rasa hanya sepele itu bisa membuat perasaan mereka berputar 180 derajat sehingga saling mengagumi satu sama lain. belum lagi kisah cinta seseorang yang jauh-jauh merantau ke jakarta untuk berkuliah. tetapi dalam film tersebut dia tidak pernah terlibat dalam kerja kelompok, presentasi, mengerjakan tugas atau apalah yang berbau dengan perkuliahan. dia datang kampus, masuk lokal, melirik cewek didalam lokal, setelah itu makan bersama di kantin dan akhirnya mereka jadi. apakah sesimpel itu? coba kita lihat FTV yang mengambil tempat shootingnya di area kampus. dapat dipastikan jalan ceritanya hanya berbau percintaan yang mana seorang lelaki tersebut, rela berjuang bahkan hidup mati untuk mendapatkan hati si gadis. nasihat orangtua dihiraukan, Drop Out (DO) dari kampus karena bermasalah dengan dosen. saya rasa film seperti ini menimbulkan opini publik yang mana seorang anak kuliahan yang jauh dari kampung, tidak belajar di perantauan hanya berbicara cinta, cinta dan cinta.
            Jika kita menonton secara kritis banyak hal-hal yang lucu, atau luar biasa dari tokoh sinetron. seperti kecelakaan temannya. tiba-tiba ada yang menelepon si Agus tabrakan, sekarang dia di Rumah sakit, Putra!. tanpa ada informasi di rumah sakit apa Agus dirawat, di lantai berapa, dikamar berapa tetapi tiba-tiba Putra telah sampai ke tempat yang dituju. seakan-akan Rumah sakit di daerah itu hanya satu sementara jika kita lihat mereka shooting di daerah Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar