Milenial Harus Berperan di Dunia Politik
Penulis: Panjianugerahp@gmail.com
Dunia
Politik terus membara, para elit politik sibuk memamerkan diri demi mencuri
hati rakyat. Siapa yang paling pantas! banyak masyarakat yang terjebak didalam
pencitraan yang bertubi-tubi yang digencarkan elit politik. Satu persatu mulai
terperangkap di jeraminya para elit. Hampir Semua kalangan terinfiltrasi
olehnya, bagaimana dengan si milenial?
Milenial, setuju atau tidaknya harus melek
terhadap politik walaupun hanya sebatas pengamat kelas teri. Kontribusi yang
dilakukan milenial akan berdampak sebagai awareness (Penyadaran) bagi
masyarakat. Milenial berkontribusi sebagai penyeimbang antara elit politik dan
masyarakat. Milenial harus mampu menjaga independensi demi terciptanya
kerukunan dalam keragaman politik.
Berdasarkan klasifikasi ada 2 tempat yang
sangat strategis bagi milenial untuk berkontribusi pertama dunia maya
(media sosial). Dunia maya tempat yang sangat strategis untuk berkontribusi,
mulai hanya sebatas pengamat, penyadar bahkan sebagai seseorang yang mencerdaskan
publik terkait kekeliruan kesimpangsiuran suatu berita (Hoax).
Pencerdasan yang dilakukan bertujuan untuk
menyehatkan Mindset masyarakat yang telah di ombang-ambing elit politik.
Media sosial kali ini telah menjadi corong informasi yang menjelma sebagai
kekayaan dan kepanikan bagi use.
Seperti dalam teori komunikasi massa, salah
satu ciri informasi di media sosial (komunikasi massa) ialah jarum hipordemik.
dimana Suatu berita mampu menjadi bius bagi penggunanya, ini yang kita
khawatirkan jika tidak dikontrol hampir semua masyarakat akan menelan dengan
mentah-mentah informasi di media sosial yang terkadang keabsahannya masih
diragukan.
sangat dibutuhkan peran kaum milenial,
dengan cara melakukan pencerdasan di media sosial, seperti memberikan opini
terkait cara bermedia yang cerdas, memberikan sumber-sumber terpercaya,
membentuk suatu komunitas di media sosial atau bahkan membuat semacam account
yang isinya berkampanye dalam memilah berita.
Media sosial kali ini telah menjadi kiblat
baru bagi masyarakat sehingga apa saja yang diunggah di media sosial akan cepat
viral, oleh karena itu berkontribusi dengan cara mencerdaskan publik bermedia
adalah salah satu cara berkontribusi di dunia politik.
Kedua adalah dunia nyata. Milenial sejatinya adalah orang
yang paling peka hatinya terhadap isu-isu sosial, yang paling lirih tangisnya
terhadap kesengsaran dan yang paling paling panjang nafasnya dalam perjuangan.
Sejarah mencatat sejarah Indonesia adalah sejarah pemuda. sebelum jauh, kenapa
penulis mengidentikkan milenial dengan pemuda karena dalam istilah dan
perspektif masyarakat secara umum bahwasanya kaum milenial itu adalah seseorang
yang lahir pada tahun 80-an hingga 2000-an.
Pemuda
menunjukkan keperkasaan dan kecintaannya terhadap bumi pertiwi mulai dari
berdirinya organisasi pemuda pertama Budi Oetomo (1908), Sumpah pemuda (1928)
hingga reformasi (1998). Secara garis besar ada 4 peran yang dilakukan pemuda
(milenial) dalam dunia politik yaitu:
Sebagai Agent of Change, milenial
harus mampu sebagai seseorang yang dapat melakukan perubahan. Yaitu sebagai
penggerak arah baru dalam dunia perpolitikan Indonesia. Milenial harus
bertransformasi sebagai orang yang paling galak dalam melawan suatu kebatilan,
terlebih itu adalah kebatilan politik. Seperti membentuk suatu komunitas,
melakukan sosialisasi atau bahkan mendobrak elit politik jika terjadi
kebatilan.
Politik ini bersifat kolektif, jika ada
suatu kebatilan mari dituntaskan hingga ke akar-akarnya namun sebaliknya jika
suatu hal itu bersifat kebaikan mari didukung hingga ke pucuknya. Politik
adalah suatu cara menyebar kebaikan jika dilakukan dengan penuh cinta dan
keikhlasan namun sebaliknya politik bisa menjadi keburukan jika dilakukan dengan
nafsu yang haus kekuasaan. Seperti yang diungkapkan Al-Ghazali bahwa politik
itu sejatinya adalah suci.
Sebagai social control, setelah
melakukan suatu perubahan milenial harus mampu sebagai pengontrol sosial. Tetap
menjadi garis penyambung dari rakyat ke elit politik atau sebaliknya. Dunia
politik harus dikontrol, karena disanalah letak kebahagiaan dan kesedihan
bangsa ini. Salah satu bentuk kontrol sosial yang harus dilakukan dan
dikampanyekan kaum milenial adalah stop money politic. Dengan
memberantas perbuatan yang keji itu akan terciptanya politik yang bersih dalam
masyarakat dan negara.
jika tidak adanya perilaku menyimpang money
politic dalam dunia politik niscaya akan terciptanya tatanan yang bersih
dan berkualitas. Dikemudian hari jika tidak adanya suap akan menjadikan seluruh
elemen di negri ini menjadi bermartabat. Pemimpin akan terlahir, dibesarkan dan
dijalankan yang amanah, Sumber Daya Manusia (SDM) akan berkualitas, kejujuran
akan beredar dimana-mana, dan perilaku korupsi tidak ada lagi, semoga saja.
Sebagai Iron Stock, sesuai dengan
maknanya manusia besi. Milenial dituntut mampu menjadi seseorang yang gagah
perkasa melindungi masyarakat dan negaranya
dari alur politik kotor. Milenial harus membuktikan bahwa keberadaannya
mampu sebagai pengusik bagi politikus rakus, dan sebagai lentera bagi politikus
yang berjuang untuk kemaslahatan ummat.
Milenial sejati akan terus menggunakan akal
dan pikirannya untuk kebaikan bersama. Peran Iron Stock bisa dimaknai
dengan cara mengisi narasi-narasi perpolitikan menjadi lebih segar dan berwarna
dari sebelumnya. Mengajak seluruh masyarakat untuk andil dalam melawan
politikus-politikus rakus. Dilain sisi jika milenial masuk dalam politik
praktis, harus mampu mereformasi birokrasi yang banyak menyesatkan bahkan
menjajah rakyat itu sendiri. Seperti banyak melakukan diskusi terhadap seluruh
elemen masyarakat. Diskusi yang dianggap sederhana terkadang mampu melahirkan
ide yang berharga.
Semoga peran Iron Sock yang ada
digenggaman milenial ini di manfaatkan sebaiknya, agar dunia politik lebih
bersih dan masyarakat lebih sejahtera, semoga saja.
Sebagai Moral Force, ada satu hal
yang sangat dibutuhkan dalam membangun politik yang baik yaitu menjunjung
tinggi moral. Moral erat kaitannya dengan karakter. Ini adalah hal yang sangat
fundamental dan layak dicermati dengan serius, sebuah peradaban akan baik jika
masyarakatnya mempunyai moral yang tinggi. Milenial harus mampu sebagai teladan
bagi semua elemen.
Bangsa ini terkenal dengan tingkat ke
religiusan tinggi di dunia, terbukti dengan banyaknya dan bertambahnya minat
masyarakat yang pergi haji tiap tahunnya, sholat jum’at yang penuh di setiap
minggunya, kebaktian yang sangat ramai dan antusias tetapi itu semua tidak
berbanding lurus dengan realita yang ada, terbukti dengan maraknya korupsi,
suap, saling membenci, krisis kepercayaan dan kejujuran antar elit politik kita
yang sama sekali tidak mencerminkan bangsa yang religius.
Milenial harus terjun mengembalikan marwah
moral bangsa ini, entah apa yang salah. Seakan-akan kegiatan keagamaan itu
hanya sebatas ritual hingga hal-hal yang substansif ataupun larangan dalam
agama masih tidak bisa dihindarkan dalam dunia politik ataupun politikus bangsa
ini. Seperti dalam peran Moral Force milenial harus mencerminkan dan menanamkan
dalam pribadi tentang sebuah kejujuran, kepercayaan dan sebuah gagasan dalam
menyebarkan suatu kebaikan. Dunia politik kita tidak akan baik jika kejujuran masih
belum ada.
Milenial dan Politik tidak bisa dipisahkan,
ini adalah satu kesatuan. Dunia Politik Indonesia akan lebih baik dan bersih
jika di isi oleh kaum-kaum milenial yang sama sekali tidak mempunyai
kepentingan tersendiri dalam dunia politik. Peran seperti Agent of Change,
Social Control, Iron Stock, Moral Force sudah sangat komplek untuk pembenahan
politik kita. Milenial harus mengisi narasi-narasi perjuangan dan pengabdian
yang dilakukan kaum-kaum muda terdahulu sebagai cara memperjuangkan
kemerdekaan.
Milenial bukanlah orang yang ahli dalam
politik, tapi milenial mempunyai nurani yang bening dalam politik, milenial
bukanlah orang yang tau seluk beluk politik namun milenial mempunyai telinga
yang tajam untuk mendengar keluhan rakyat, Jika Logika terus diasah rasa bisa
tumpul jika tidak disentuh, Jika Rasa terus diasah Logika akan semakin terarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar