Mengapa
Kita Turun Ke Jalan?
Oleh:
Panji Anugerah
Mengapa Kita Turun Ke Jalan? Apakah Kita turun ke Jalan Bangsa Ini
akan Baik? Apakah kita Turun Bisa Mengubah Kebijakan? Inilah beberapa
pertanyaan-pertanyaan yang selalu di lemparkan Pemuda (Mahasiswa) yang masih
skeptis dalam pergerakan. Turun kejalan adalah salah satu bentuk keresahan dan
tidak kesetujuan kita terhadap suatu kebijakan. Mengkritik pemerintah adalah
salah satu trik menembak dengan potensial karena dengan itu bisa berubahnya
suatu tatanan dari atas hingga ke akar-akarnya. Muncul pertanyaan lagi Lebih
baik kita berbuat hal-hal yang kreatif daripada mengkritisi? Berbuat hal-hal
yang kreatif boleh bahkan sangat dianjurkan karena itu sebagian cara untuk
membangun bangsa ini tapi harus dilandasi sifat yang kritis, kenapa? jika
Kreatif tanpa di dukung oleh kebijakan Pemeritah yang pro sama saja dengan
bohong. Kan kita berdiri sendiri? Memang benar secara prinsip bisa berdiri
sendiri tapi dalam konsep kewarganegaraan kita tidak bisa berdiri sendiri
secara struktural, kenapa? Kebijakan Pemerintah itu adalah diatas segalanya
misalnya saja jika kita punya Perusahaan tetapi secara Ekonomi Pemerintah yang
memegang kendali, jadi menurunnya pertumbuhan ekonomi atau meningkatnya pasti
akan berdampak dengan perusahaan tadi.
Kembali ke konsep awal, Turun ke jalan adalah bentuk kontrol Pemuda
terhadap Pemerintah. Karena Bangsa Indonesia sendiri lahir oleh perjuangan
kaum-kaum muda. Pemuda punya 4 peran yang harus di aplikasikan untuk kemajuan
bangsa ini yaitu agent of change, social control, iron stock, dan moral force.
Sudah banyak aksi, kok nggak ada yang berubah? Perubahan itu butuh proses dan
nggak boleh nyerah jika aksi kita ditolak bahkan dianggap anarkis. Sedikit
berbicara Sejarah pada tahun 1941 Soekarno pernah di penjara di suka miskin,
Bung Hatta diasingkan Ke Belanda dan Tan Malaka ke luar negri dan pada saat itu
beberapa golongan Rakyat telah pupus harapannya dan menganggap suatu
kemerdekaan hanyalah mimpi belaka. Tetapi tidak dengan Soekarno, hatta, dll
mereka masih yakin bahwa tidak ada yang tak bisa dicapai jika dengan
sungguh-sungguh. Memang benar tepat 4 tahun silam Indonesia Merdeka dari
Kolonial. Suatu pergerakan itu tidak berubah sekejap mata tetapi butuh proses walau kita nantinya tidak menikmatinya
tapi anak dan cucu kita dapat menikmati suatu udara yang benar-benar terhindar
dari kezaliman.
Jadi jangan pernah diam melihat suatu kezaliman, sejatinya bangsa
ini banyak problematika bukan karena banyaknya orang jahat tetapi karena
diamnya orang-orang baik. Terlebih disaat menjadi mahasiswa, ambil bagianlah
dalam setiap aksi gerakan. Jika menilik sejarah Mahasiswa adalah ujung tombak
dari peradaban di Indonesia. Turun kejalan bukanlah perilaku yang anarkis
apalagi radikal, yakinlah!. Turun kejalan bukanlah perbuatan yang memalukan,
percayalah! Turun kejalan bukanlah sifat orang bodoh yakinlah dan percayalah
padaku. Sudah cukup pikiranmu itu dibodohi oleh media, sudah cukup jiwamu itu
di nodai perkataan orang-orang yang sangat ego dan hanya sibuk dengan dunianya
sendiri. Tolong dengar ucapanku ini, bangun dan bergeraklah bangsa ini butuh
pikiranmu, rakyat butuh sumbangsihmu dan pertiwi mendamba hadirmu. Apalagi yang
kau ragukan? Ini sudah benar-benar nyata tidak ada kesemuan belaka.
Sekali lagi jangan pernah tanyakan kenapa mereka turun kejalan,
tapi tanyakanlah kenapa saya tidak ikut turun? Sebuah keharusan bagi pemuda
(Mahasiswa) untuk ambil bagian dalam perbaikan bangsa karena Perguruan Tinggi didirikan bukan semata-mata
untuk kemajuan masa depan Personalia tapi jauh dari itu Perguruan Tinggi
didirikan untuk kemajuan bangsa ini seperti mana yang cita-citakan pendahulu.
Mahasiswa itu kemewahannya adalah idealisnya, dan hati nuraninya adalah langkah
awal untuk bergerak. Mahasiswa itu kewajibannya untuk mengkritisi karena itu
adalah esensinya. Sebuah peradaban akan tumbuh jika pemudanya mempunyai sifat
kritis dan kreatif. Mau melihat Indonesia madani? Bergerak, berbuat dan
berhentilah menghujat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar