Pemuda Zaman Now!
Oleh: Panji Anugerah
Refleksi
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Berbicara
bangsa Indonesia, berarti berbicara tentang superiornya pemuda. Pemuda dan sejarah
tidak bisa dilepaskan sama seperti sendi tubuh yang mempunyai nafas dan
keselarasan. Soekarno saja mengakui itu dengan peryaataannya “Beri aku 10
pemuda akan goncangkan dunia”, pernyataan ini menunjukkan bahwa sang
proklamator ini berharap besar kepada pemuda untuk kemajuan bangasa. Terbukti
dengan banyaknya catatan sejarah dan perjuangan bangsa berkat kerja keras dari seorang pemuda hingga
terjadinya kemerdekaan sekalipun tidak lepas dari pemuda. Coba kita amati
secara historis, 1908, 1928, 1945, 1948, 1968. 1998. Itu adalah beberapa
Tahun-Tahun penting dalam perjalanan bangsa Indonesia mulai dari lahirnya hari
kebangkitan nasional hingga terjadinya reformasi itu berkat pemuda. Maka tidak
salah jika pemuda adalah pondasi dari pembangunan bangsa. Maka tidak salah jika,
pemuda adalah kekuatan bangsa, maka tidak salah rakyat menjadikan pemuda sebagai
penyambung lidah (Aspirasi) karena Pemuda adalah kekuatan yang paling kuat
dalam suatu Negara.
Tak
asing lagi di telinga kita, jika mendengar sumpah pemuda, ya tepat 89 tahun
yang lalu pemuda Indonesia mengikrarkan kata-kata suci yang mana tujuannya
untuk menyatukan seluruh pemuda-pemuda yang ada di di bumi pertiwi ini. Sebuah
deklarasi sakral yang menghantarkan dalam suatu persatuan demi bangsa yang
berkemajuan dengan jargon” Kami Putra-Putri Indonesia bersumpah bertanah air
satu tanah air Indonesia, Kami Putra-Putri Indonesia bersumpah berbangsa satu
bangsa Indonesia, kami putra-putri Indonesia bersumpah berbahasa satu bahasa
Indonesia”. Tidak hanya narasi semata tapi pemuda Indonesia dahulu mengaplikasikannya
dengan membuktikan melalui pergerakan dan perjuangan mempunyai
nafas yang kokoh dan menjadikan para kolonial sulit untuk menembus pertahanan
bangsa. Contohnya saja setelah di deklarasikan pemuda bersatu padu dalam
memperjuangkan kemerdekaan tanpa pernah menanyakan darimana asal suku/budaya
karena mereka menganggap bangsa Indonesia satu tubuh. Tidak sampai di situ
pemuda pada tahun 1928 menyuarakan bahwasanya kata-kata sakral yang di sumpah
tersebut menjadi titik tolak persatuan dan perjuangan pemuda-pemuda untuk
kedepannya. Tapi apa sumpah pemuda kini hanya dijadikan seperti hari peringatan
yang bersifat ceremonial belaka dan mengesampingkan makna. Pemuda zaman now
pasti akan memperingati itu, melalui status-status nggak jelas di dunia maya
hanya itu dan sebatas itu. Wajar saja jika pada hari ini para leluhur,
menangis-nangis di pangkuan pertiwi melihat tingkah laku pemuda zaman now.
Kenapa tidak? karena Warisan pergerakan yang telah ditinggalkan leluhur semakin
hari semakin tidak diperdulikan bahkan ditinggalkan. Pemuda-pemuda yang
seharusnya berada di garda terdepan untuk memperbaiki bangsa malah asik dengan
dunianya sendiri dan tidak jarang merusak peradaban dari seorang pemuda.
Coba kita amati, bahwa semakin minimnya
pemuda-pemuda yang berani mendedikasikan hidupnya untuk bangsa. Karena Pemuda zaman
now lebih suka nongkrong-nongkrong di café, foto-foto di mal mewah yang menimbulkan
sifat apatis dan hedonis. hedonis semakin menggeruguti jiwa pemuda zaman now
yang mengakibatkan kecacatan mental, dan hilangnya suatu nurani, karena pada
esensinya pemuda harus mempunyai jiwa yang idealis. Belum lagi sifat apatis
yang terus mengalir deras di benak pemuda. Contohnya saja pemuda lebih peduli
melihat smartphone-nya dari pada alam sekitar yang menimbulkan ego dan
personalia yang tinggi. Yang lebih menyayat hati pemuda zaman now tidak
mengindahkan persatuan Indonesia, terbukti maraknya konflik-konflik horizontal
seperti tawuran, kekerasan bahkan sikap-sikap radikal yang sebenarnya tidak
perlu untuk dilakukan. Tidak sampai disitu pemuda zaman now telah telah banyak sekali terjangkit penyakit masyarakat seperti
mengonsumsi narkoba, mabuk-mabukan, seks bebas.
Pemuda
zaman now tidak mengerti lagi akan maknanya, jika seperti ini kondisi terus
menerus, mau dibawa kemana bangsa kita ini? Mau didaratkan ke bandara mana
nusantara ini, jika pemudanya saja tidak peduli bahkan tidak mau tau terhadap
bangsanya. Bangunlah pemuda zaman now,
karena dipundak kalian itulah bangsa ini dititip sejahtrakan. Selamat hari
Sumpah Pemuda ke 89!