Total Tayangan Halaman

Selasa, 04 Oktober 2016

feature perjalanan



Menggali ilmu dan bahagia di Padang Tv
Penulis: Panji Anugerah
 
Mentari yang bersinar begitu indah mengiringi niat dan langkah kami untuk pergi ke padang dalam rangka visiting media tepatnya di Padang TV. Jam yang terus berputar pada saat itu memberikan rasa gelisah kepada saya. Kenapa tidak? Waktu telah menunjukkan pukul 07.45 yang berarti telah telat 15 menit dari janji yang telah di rencanakan. Kesal melihat teman-teman karena tidak bisa menepati janji, ketika melihat wajah teman-teman kecewa saya semakin meningkat, Karena tidak ada rasa bersalah di raut wajahnya malah tersenyum indah seolah-olah tidak ada beban.
Begitu juga dengan kosma (ketua rombongan) malah asik bermain-main dengan asap rokoknya seperti tidak peduli dengan kenyataan yang terjadi. Detik jam terus berputar tanpa terasa telah 30 menit berlalu, bus belum juga berangkat sementara telah berjanji pukul 10.30 WIB harus sampai di padang. Huuuh cetusku sambil menghela nafas, perasaan jengkel tak terhindarkan dari benakku melihat teman teman yang terlalu bermain-main dengan waktu.
            Sudahlah ucapku dalam hati, tidak ada yang peduli, ya biarlah. Saya langsung masuk kedalam bus sembari mengeluarkan earphone untuk mendengar musik dan berusaha menghilangkan kesal yang ada. Aliran music punk rock membuat suasana hati menjadi bersemangat. Tidak ada yang sia-sia ucapku sembari melanjutkan lirik lagu. Karena semakin semangatnya dan terlalu keras memutar volume music ternyata mesin bus telah hidup yang mengisyaratkan bahwa semua teman telah tiba dan dalam beberapa menit lagi akan berangkat.
            Ucapan basmalah bersama-sama, mengiringi indahnya perjalanan kami pada hari itu, semoga ini perjalanan yang indah tidak ada halangan dan hambatan ucap salah satu teman. Dalam perjalanan banyak hal-hal konyol yang terlihat, mulai dari melihat teman menari-nari diatas bus, menjaili teman yang lagi tidur dan bahkan ada yang berbuat jail kepada pak supir, keterlaluan. Waktu ini  tidak akan pernah terulang lagi akan selalu ku ingat canda tawamu teman-temanku, sambil melihat pemandangan yang indah yang mana ikut menghiasi perjalanan kami. Tak terasa hampir 3 jam telah berlalu dan bus telah memasuki kawasan kota padang tepatnya pada pukul 11.30 Wib
            Cerita baru, pengalaman baru dimulai. dimana saat kaki memijakan kaki untuk pertama kalinya di gedung Padang TV. Sambutan hangat yang diberikan para staff membuat semakin nyaman dan ingin berlama-lama disini. Tiba waktunya masuk ke ruangan atau tempat berkumpul  para staff padang TV ditempat inilah kami akan berdiskusi. Disini kami telah kedatangan orang hebat yaitu wakil pemimpin redaksi padang TV, yang mana ia memberi materi tentang cara meliput berita,  sikap reporter yang baik sampai cara menulis berita televisi.
            Beliau adalah salah satu pencetus padang tv, mulai berdiri padang tv yaitu 2007 ia telah ikut dalam memperjuangkannya. Mulai dari reporter, editing, host, kamera man hingga saat ini menjadi wakil pemimpin redaksi telah ia lalui. Bisa dikatakan beliau telah kenyang dengan pengalaman. Hal yang luar biasa karena bisa menggali ilmu tentang broadcast langsung kepada wakil pemimpin redaksi padang TV. Banyak hal yang tidak saya ketahui menjadi tau akibat dari penjelasannya.
            Waktu 90 menit itu serasa seperti 2 menit, masih ingin berlama-lama dan berdiskusi dengan beliau tetapi karena keterbatasan waktu membuat semuanya berakhir dengan cepat. Banyak ilmu dan pengalaman yang dapat diambil dari penjelasan beliau, seperti kalau seorang reporter mental harus dilatih supaya hinaan dan cacian itu dianggap sebagai candaan ataupun motivasi.  Selanjutnya kami diberikan kesempatan untuk memasuki studio padang tv yang mana di studio ini tempat shooting acara padang tv yang bersifat on air. Seperti Detak Sumbar, talk show dan sebagainya.
            Di studio ini kami ketemu lagi dengan orang hebat yang mana ia sebagai tekhnisi saat on air sebut saja namanya Indra. Banyak ilmu-ilmu yang menakjubkan yang Indra  bagikan seperti diberinya kesempatan untuk beberapa teman saya untuk menjadi pembawa acara berita. Dimana ia menjelaskan bagaimana cara menyampaikan berita supaya audiens tidak bosan mendengarnya, cara memandang ke kamera dan cara berintonasi saat membaca berita, criminal, investigasi maupun soft news. Ternyata teori yang kami pelajari saat perkuliahan hampir sama persis ketika terjun ke lapangan. Foto dan foto itulah yang dilakukan oleh sebagian teman temanku takut kehilangan moment mungkin mereka, sehingga ilmu itu pun diabaikan terlalu narsis kelihatannya, kesal ucapku dalam hati.
            Selain menjelaskan cara membawa berita, indra tersebut mengajari kami bagaimana cara kameraman yang baik, cara meletakkan script supaya mudah dibaca hingga cara yang rinci sekalipun ia jelaskan seperti cara menggerakkan tangan yang ideal supaya video yang diambil tidak goyang dan tidak ada kesalahan. Satu per satu teman-teman saya memperagakan teori yang diberikan indra ada yang gagal dan ada pula yang berhasil, yang penting ada kemauan dan niat untuk memperbaikinya namanya saja tahap belajar.
             Jam telah menunjukkan pukul 14.00, tepat satu jam di dalam studio lagi dan lagi waktu sebagai pembatas di acara ini. Karena jam 15.00 padang tv akan mengolah berita dan Deadline yang membuat kami harus menyudahi pengalaman indah ini. Foto bersama dengan dosen pembimbing dan wakil pemimpin redaksi sembari memberikan kenang-kenangan kepada sang tuan rumah menghiasi dan membuktikan bahwa kami pernah kesini dan akan menjadi orang hebat ketika datang kesini lagi, ucapku dalam hati dengan penuh tekad.
            Visiting media kali ini  telah selesai, pengalaman yang menakjubkan ucap temanku. Dengan riangnya kami kembali ke bus untuk keliling dan menjajal keindahan kota padang. Sesaat di bus ada perdebatan kecil terjadi saat  menentukan lokasi untuk makan siang, ada-ada saja ya ulah temanku, untung kosma sangat jeli dalam mengambil keputusan sehingga perdebatannya cepat terselesaikan. Pada saat makan siang ada sedikit peristiwa yang ganjil dimana salah seorang temanku berdebat dengan kasir karena ia baru mengetahui bahwa kerupuk emping yang ia makan 10 ribu per piring sementara ia telah menghabiskan sebanyak 4 piring. Rasa gusar tak terhindarkan dari wajahnya, kerena ia merasa tak sepantasnya harga kerupuk segitu, sudahlah tidak usah dipikirin lagi ucapku.
Singkat kisah kami melanjutkan perjalanan, tujuan kami selanjutnya ke tepi laut taplau nama populernya. Tapi sebelum terjun dan menari disana kami menyempatkan singgah di masjid terbesar di sumatera barat yaitu masjid sumbar untuk melaksanakan sholat zuhur dan ashar. Setelah sholat beberapa teman menyempatkan untuk mengabadikan dirinya di masjid tersebut. dan setelah selesai semuanya kami masuk ke bus lagi dengan wajah yang cerah dan berseri-seri kami menatap setiap pemandangan-pemandangan yang ada.
Dan akhirnya sampai jua ke tempat yang dituju, yang mana di tempat ini tempat untuk menari bersama dan melupakan sejenak betapa kejamnya dunia perkuliahan. Memandang jauh lautan yang ada harusnya tiap detik bersujud kepada DIA begitu indahnya ciptaan itu, Subhanallah. Waktu happy yang kata anak mudanya dimulai, seperti  berfoto bersama dipantai, bermain pasir, bergurau anggun dengan ombak pantai menakjubkan dan menakjubkan. Harusnya diabadikan tiap moment ini, oh ternyata ia moment ini sangat diabadikan terlebih beberapa teman teman saya mempunyai kamera DSLR.
Indahnya kebersamaan sejuknya pantai mengakhiri waktu dan langkah kami untuk meninggalkan objek wisata kebanggaan kota padang ini. Penat, peluh, dan senyum yang menandakan bahwa kami pernah bersama sama disini, menari bersama disini dan bermimpi disini. Semoga cerita ini dapat dibawa mati sebagai penyejuk di alam kubur kita teman. Waktu menunjukkan senja terbenam, semuanya telah memasuki bus dengan membawa sejuta kenangan.
Pak supir pun langsung tancap gas karena ditakutkan terjebak macet dan akhirnya kemalaman tiba di Batusangkar, terlebih banyak teman yang kaum hawa rumahnya jauh dari lokasi kampus. Sewaktu jalan pulang tidak banyak cerita yang dapat diambil karena teman-teman hampir sebagian besar telah bermain dengan mimpinya, mengimpikan perjalanan sewaktu pergi tadi. Singkat cerita pukul 20.50 tiba di Batusangkar seraya mengucap hamdalah dengan bersama-sama mewarnai akhir perjalanan di sabtu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar