Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Februari 2018

Menahan Rindu


 Menahan Rindu
Write by: Panji Anugerah
Kala itu Di pinggir jendela
Kunikmati sayup-sayup lirihnya hujan
Sembari merengkuh kerinduan yang teramat perih
Tapi ini adalah jalanku..

Dedaunan begitu riangnya
Merasakan kasih sayang hujan yang begitu lembut
Aku cemburu melihat keromantisan itu
Tapi inilah jalanku…

Aku benci dengan hujan
Walau alam merindukannya
Ia terus menjanjikan
Bahwa selepas ia pergi, kekasihku akan datang
Tapi tak kunjung jua, Piluu
Tapi Inilah Jalanku…

Hujan, mohon jangan datang
Ketika kami tak bersama
Aku tak mampu menikmati rindu ini sendirian
Nestapa…
Tapi inilah jalanku, jalan terdekat menuju sanubari hatinya.
Jangan jauh-jauh, aku terus merindu.

  






Kamis, 15 Februari 2018

keikhlasan dalam perbedaan


Menjaga sebuah Keikhlasan
Penulis: Panji Anugerah
Pentingnya sebuah keikhlasan dalam beragama ketika menjalankan perintah agama Adalah hal yang paling sulit ketika kita diminta untuk berlaku ikhlas ketika perjuangan serasa sia-sia. Adalah hal yang indah jika kita mampu memaknai sebuah arti pengorbanan tanpa mengeluh. Tanpa mengoceh hanya mengelus dada. Ikhlas saat ini yang susah kita maknai, adalah mengikhlaskan sebuah perbedaan. Allah telah berfirman diantaranya (Q.S Al-hujurat:13, Q.S Ar-Rum:22) bahwa perbedaan itu adalah sebuah kekayaan, sebuah keindahan dan sebuah keniscayaan.
Jika dikaitkan dengan wathan bahwasanya kemajukan adalah simbol dari bangsa kita. Terus yang jadi pertanyaan bagaimana kita mengisi perbedaan dengan keihklasan? Setiap manusia mempunyai simbol yang menandakan bahwa ia berasal dari golongan itu. Jawaban terbaiknya adalah ikhlas dalam hidup yang berwarna. Ketika ada seseorang yang tidak satu suku/agama/mazhab dengan kita cara teranggun yang kita lakukan adalah saling menghormati.  
Saling menghormati disini adalah bagaimana kita tidak  mengusik perbuatannya tetapi tidak ikut-ikutan dengan perbuatannya. Hal ini adalah sebagai landasan serta sikap Bhinneka yang harus dikembangkan dan dijaga kedepannya.
Mengikhlaskan bukan berarti menerima apa adanya setiap peristiwa yang hadir namun berbesar hati dengan sebuah keniscayaan walau terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menjaga sebuah keikhlasan dalam keberagaman adalah hal yang sulit. Karena keikhlasan itu bersifat individualistik dan tidak ada satupun yang mampu menerjemahkan keikhlasan kecuali Allah SWT.
Keikhlasan adalah hal yang sakral yang ukurannya berbanding lurus dengan sebuah keimanan, karena keikhlasan yang penulis terjemahkan akan beda dengan keikhlasan yang teman-teman terjemahkan. Menjaga sebuah keikhlasan adalah kearifan lokal setiap insan, kearifan lokal tersebut tidak bersifat absolute melainkan sebuah kerelativan. Menjaga sebuah keikhlasan sama halnya dengan menjaga nilai diri, dan nilai diri akan terejawantahkan dalam sebuah nilai kemasyarakatan yang akan menimbulkan sebuah peradaban.
Keikhlasan akan mewujudkan timbulnya benih toleransi dan ukhuwah yang akan saling mengikat antara hal yang individualistik dan kolektifvistik. Karena toleransi dan perbedaan akan berjalan beriringan ketika sebuah keikhlasan siap sebagai serdadu dan mediator dari konflik dan problema itu.